Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
ForumOpini

Pakai Cross Docking, Tak Perlu Lama Simpan Barang

446
×

Pakai Cross Docking, Tak Perlu Lama Simpan Barang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Perusahaan manufaktur dan retail sepanjang waktu selalu dituntut untuk bisa menekan biaya logistiknya, terutama dari sisi penyimpanan barang. Beragam metode untuk bisa memenuhi target tersebut, salah satunya lewat cross docking. Sebuah strategi logistik di mana produk dan material diturunkan dari satu sumber masuk ke gudang atau area transit lainnya.

Kemudian segera dipindahkan ke transportasi keluar dengan waktu penyimpanan sesedikit mungkin. Hal ini diperlukan karena semakin lama produk disimpan di gudang atau lokasi penyimpanan lain, semakin sedikit nilai keseluruhan barang masih layak. Mochamad Taufik Natsir, Managing Director Logistics Plus International mengatakan, bagi banyak produsen jika memang tidak sangat penting maka berlaku prinsip hindari penyimpanan produk.

Example 300x600

“Karena setiap kali produk disimpan adalah waktu yang tidak menciptakan nilai bagi perusahaan atau pelanggan. Selain itu, waktu penyimpanan menimbulkan risiko tambahan,”jelasnya. Pengamatannya, setidaknya terdapat tiga alasan utama perusahaan perlu menghindari penyimpanan barang.

Pertama, penurunan nilai, produk yang disimpan dalam penyimpanan berpotensi turun nilainya karena perubahan permintaan, masalah penuaan, dan lain-lain. Kedua, perubahan permintaan, permintaan untuk sebagian besar produk berubah seiring waktu dan dalam banyak kasus turun. Produk dalam penyimpanan berisiko menjadi tidak diinginkan dan karenanya bernilai lebih rendah.

Ketiga, kerusakan atau pencurian, memiliki produk yang diletakkan di rak di gudang membuat barang terkena risiko kerusakan, pencurian, atau masalah lainnya. Diketahui, cross docking paling sering digunakan sebagai bagian dari pergudangan dan upaya distribusi perusahaan.

Banyak perusahaan memiliki produk yang dibawa ke gudang tempat mereka disortir, dikonsolidasikan, dan kemudian dimasukkan ke truk lain atau kendaraan pengangkut untuk dikirim ke outlet ritel. Lokasi tersebut berfungsi sebagai gudang atau pusat distribusi.pusat distribusi dapat menerima pengiriman produk dalam jumlah besar, yang kemudian dipecah menjadi beberapa kelompok untuk dikirim ke setiap toko yang mereka operasikan.

Pengecer besar seperti Transmart, Hypermart atau Giant Supermarket misalnya adalah beberapa contoh dari jenis perusahaan yang menerapkan strategi ini, termasuk juga jaringan minimarket Indomart dan Alfamart dapat dipastikan menggunakan strategi cross docking untuk beberapa SKU (Stock Keeping Unit) yang mereka kelola.

“Cross docking membantu menyederhanakan pergudangan dan pendistribusian produk untuk banyak perusahaan. Sebelumnya, sebuah perusahaan seringkali harus memiliki banyak pemasok yang membawa setiap produk ke toko ritel mereka,”ucap Taufik.

Perbedaan Tanpa Cross Docking

Taufik menjelaskan, dalam gambar tanpa cross docking dapat dibayangkan situasi di sebuah toko retail jika semua pemasok mengirimkan langsung ke toko , berbeda dengan pola gambaran dengan pola cross docking dimana para pemasok mengirim produknya ke pusat distribusi yang dimiliki peritel. Kemudian dikonsolidasikan di sana dan dikirim ke masing masing toko ritel bersamaan dengan produk dari pemasok lainnya.

“Apa yang dilakukan oleh peritel di pusat distribusinya adalah, dari sana, pengecer menerima produk, menyortirnya, dan kemudian mengirimkannya ke tempat tujuan. Ini memberi pengecer lebih banyak kendali atas toko mana yang akan mendapatkan produk mana,” katanya, Alokasi atas produk yang perlu diterima oleh toko ritel sepenuhnya ada dalam kendali pusat distribusi, termasuk juga untuk pengadaan produk itu sendiri serta kebutuhan transportasinya.

Prinsip atau jenis cross docking dalam gambaran diatas ini disebut sebagai retail cross docking. Terdapat beberapa jenis cross docking lainnya yang bisa digunakan tergantung produk dan juga tergantung dari proses yang menjadi latar belakang penggunaan pola cross docking ini .

 

Praktik dan Manfaat Cross Docking
Terdapat sejumlah skenario cross-docking yang tersedia untuk manajemen gudang. Perusahaan bisa menggunakan jenis cross-docking tertentu untuk jenis produk yang mereka kirim. Pertama, Manufacturing CrossDocking, prosedur ini melibatkan penerimaan produk yang dibeli dan masuk yang diperlukan oleh pabrik. Gudang dapat menerima produk dan menyiapkan sub-rakitan untuk pesanan produksi.
Kedua, Distributor Cross-Docking, proses ini menggabungkan produk yang masuk dari vendor yang berbeda ke dalam palet produk campuran, yang dikirimkan ke pelanggan saat barang akhir diterima. Misalnya, distributor komponen komputer dapat mengambil komponen mereka dari berbagai vendor dan menggabungkannya menjadi satu pengiriman untuk pelanggan

Ketiga, Transportasi Cross-Docking, operasi ini menggabungkan pengiriman dari sejumlah operator yang berbeda dalam industri untuk dikonsolidasikan atau biasa kita sebut dengan less-than-truckload (LTL) dan kecil-paket untuk mendapatkan skala ekonomis.

Taufik meyakini, meskipun cross docking bukan strategi logistik yang tepat untuk setiap perusahaan, Namun cara ini diklaim dapat memberikan banyak manfaat besar bila digunakan dengan benar. Beberapa keuntungan utama meliputi, 1) Kontrol, perusahaan dapat mengarahkan tingkat produk pada tingkat yang jauh lebih rinci.

Ini memastikan setiap gerai ritel mendapatkan yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan, tidak lebih dan tidak kurang. 2)Just in Time , cross docking sering digunakan untuk produksi just-in-time di mana persediaan dikirim ke tempat yang diperlukan karena diperlukan untuk memastikan tidak ada penyimpanan suku cadang atau produk yang berlebihan.

3) Biaya pergudangan yang lebih rendah, dengan jenis strategi distribusi ini, kebutuhan akan produk pergudangan jauh lebih sedikit, karena tidak banyak diperlukan persediaan di gudang maka bisa untuk menghemat uang perusahaan. 4) Terorganisir, ketika diterapkan dengan benar, strategi ini dapat membantu menjaga jalur pasokan perusahaan lebih teratur.

5)Mengurangi biaya tenaga kerja, dengan lebih sedikit penyimpanan dan pergudangan, lebih sedikit orang yang menangani produk, yang dapat membantu menurunkan biaya tenaga kerja. Terkait produk yang cocok untuk cross docking, beberapa produk atau pun material yang lebih cocok untuk cross-docking daripada yang lain.

Misalnya, barang yang mudah rusak yang membutuhkan pengiriman segera, barang berkualitas tinggi yang tidak memerlukan pemeriksaan kualitas selama penerimaan barang, produk dengan pra-tag (barcode, RFID), dan siap untuk dijual, item promosi dan item yang sedang diluncurkan dan produk ritel pokok dengan varian permintaan konstan atau permintaan rendah,

Teks: Abdul Wachid
Foto: Giovanni Versandi

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *