Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Logistik

Transformasi Pos Indonesia Cetak Laba Bersih Terbesar Sepanjang Sejarah, Tembus Rp 728 Miliar

518
×

Transformasi Pos Indonesia Cetak Laba Bersih Terbesar Sepanjang Sejarah, Tembus Rp 728 Miliar

Sebarkan artikel ini
logo - 6
Example 468x60

PT Pos Indonesia terus melakukan ekspansi dengan merambah ke sektor logistik demi membantu menurunkan biaya logistik nasional. Pos Indonesia hendak menjadi value creator dengan membidik pasar logistik nasional yang bernilai hampir Rp 1.400 triliun. Transformasi ini diharapkan jadi orkestrator solusi logistik nasional yang dapat mengakselerasi peningkatan daya saing.

“Kami melihat ada peluang untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan fokus ke portofolio logistik karena pasar industri ini besar sekali, hampir Rp 1.400 triliun,” jelas Direktur Business Development dan Portfolio Management Pos Indonesia Prasabri Pesti dalam siaran pers diterima, (1/8).

Example 300x600

Menurutnya, untuk menjadi aggregator logistik nasional Pos Indonesia mengubah posisi strategis perusahaan berupa logo dari burung merpati menjadi PosIND yang merupakan singkatan dari Pos Indonesia Integrated National Distribution dengan tagline Logistik Indonesia.

Langkah kedua adalah melakukan kerja sama strategis agar dapat menyasar dua target, yakni meningkatkan skalabilitas dengan meningkatkan nilai ekonomi melalui konsolidasi logistic service provider (LSP) BUMN.

“Ini kami lakukan dengan menjadikan PosIND sebagai host of partnership untuk sinergi dan integrasi logistik BUMN dan kemudian sasaran kedua adalah keunggulan operasional melalui kerja sama dengan mitra global untuk meningkatkan kapabilitas manajemen dan operasional perusahaan,” terangnya.

Selain kecukupan nilai ekonomi, peningkatan skalabilitas menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing global. Pos Indonesia saat ini telah melakukan tiga tahapan sinergi antar sesama BUMN.

Tahap pertama adalah sinergi platform digital yang dinamakan GLID. Platform ini memungkinkan untuk membangun rute produk bersama antar moda, yang memungkinkan visibilitas aset antar LSP BUMN lebih terbuka, sehingga bisa saling memanfaatkan tujuannya. Tahap kedua adalah sinergi aset untuk efisiensi dan optimalisasi aset dan tahap terakhir adalah kepemilikan di mana ada peluang merger akuisisi entitas badan usaha.

Sebagai gambaran, saat ini industri logistik nasional memiliki 1,6 juta pelaku usaha dengan rata-rata pendapatan per LSP hanya Rp 3 miliar per tahun. Angka ini jelas lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki indeks performance logistiknya bagus, karena pendapatannya bisa mencapai Rp 80 miliar per tahun.

Kondisi di Grup BUMN juga serupa, di mana ada 35 LSP anak dan cucu BUMN sehingga double resources dan double investment menjadi tidak terhindari. Kondisi industri seperti ini membuat standardisasi layanan menjadi rendah.

Menurut Prasabri, Pos Indonesia melakukan sinergi dan kolaborasi antar LSP dengan tetap menekankan pada aspek kualitas service level agreement, akuntabilitas berupa track and tracing, dan kompetitif.

Pos Indonesia pun diklaim memimpin sinergi dan integrasi logistik BUMN. Salah satunya adalah sinergi pasar antara perusahaan logistik BUMN dengan perusahaan BUMN nonlogistik. Hal ini mendorong peningkatan pendapatan bagi Pos Indonesia dan BUMN logistik lain seperti PT KAI, Pelindo, ASDP, Damri, dan lain-lain.

“Kami juga mengukuhkan diri sebagai mitra logistik pemerintah. Sedangkan untuk kalangan UMKM, kami juga membentuk Gudang Konsolidasi UMKM,” pungkas Prasabri. Dengan transformasi ini, lanjut Prasabri, Pos Indonesia berhasil mencetak laba bersih terbesar sepanjang sejarah, yakni Rp 728 miliar pada tahun 2023 lalu

 

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *