Di tengah dinamika rantai pasok nasional yang terus bergerak cepat, sebuah keputusan penting diambil di pesisir Kalimantan Selatan. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan RI resmi menunjuk PT Pelabuhan Buana Reja — entitas usaha dari PT ABM Investama Tbk (ABMM) — sebagai pengelola Terminal Umum Pelabuhan Satui.
Terminal yang sebelumnya digunakan secara eksklusif oleh PT Tunas Inti Abadi ini, sejak 2017 memang telah berperan penting dalam menunjang aktivitas pertambangan.Namun kini, dengan status sebagai Badan Usaha Pelabuhan (BUP), pengelolaan diserahkan kepada PT Pelabuhan Buana Reja melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 125 Tahun 2024.
Transformasi ini tidak sekadar administratif; ia menandai pergeseran paradigma, dari fasilitas tertutup menjadi simpul logistik publik yang terbuka dan terintegrasi.Dengan nilai investasi mencapai Rp463 miliar dan fee konsesi sebesar 5 persen dari pendapatan kotor, perjanjian ini berlaku selama 28 tahun. Sebuah komitmen jangka panjang yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung logistik industri Kalimantan Selatan.
Donny Indrasworo, Direktur PT Pelabuhan Buana Reja, menyebut penunjukan ini sebagai “amanah besar yang disambut dengan penuh komitmen”. Baginya, Pelabuhan Satui bukan sekadar titik bongkar muat, melainkan gerbang logistik strategis bagi pertambangan dan sektor industri lainnya.
“Kami akan mengoperasikan fasilitas pelabuhan ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku demi mendukung kelancaran dan efisiensi logistik nasional,” ujarnya dalam siaran pers (30/5).
Langkah ini juga mempertegas posisi ABMM dalam rantai nilai sektor pertambangan dan logistik nasional. Feriwan Sinatra, Direktur ABMM, melihatnya sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas kontribusi grup di sektor mining value chain (MVC).
“Konsesi ini menjadi momentum strategis bagi grup ABMM, khususnya dalam memperluas kontribusi di sektor mining value chain (MVC). Ini adalah peluang dalam menghadapi tantangan masa depan serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan konektivitas logistik,” ujar Feriwan.