Transisi menuju green logistics kini menjadi langkah strategis yang tak terelakkan bagi industri logistik. PT Jasa Berdikari Logistics Tbk (JBL) memegang teguh prinsip ini dengan memulai transformasi menuju green logistics atau logistik bersih.Inisiatif ini menegaskan posisi JBL sebagai perusahaan logistik nasional yang berfokus pada inovasi teknologi dan keberlanjutan, sekaligus memperkuat rantai pasok bagi klien terutama di sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG).
Hal ini diwujudkan melalui komitmen pengadaan 500 unit Electric Vehicle (EV) Truck, bersama Indomobil dan JAC. Realisasi pengadaan ini akan dilakukan secara bertahap hingga 2030.“Tahap awal, sekitar 20 unit EV Truck pertama akan mulai tiba di Indonesia pada akhir tahun 2025,” kata James Budiarto Tjandrakesuma, Presiden Direktur PT JBL dalam siaran pers (08/9).
Ia menambahkan peralihan ke armada listrik juga membantu menjawab tantangan keterbatasan bahan bakar diesel, terutama di luar Jawa, yang kerap mempengaruhi kelancaran distribusi. Selain itu, sekaligus tanggung jawab untuk mengurangi emisi dan memberikan udara yang lebih sehat bagi lingkungan.
Pada tahun 2024, JBL melakukan uji coba EV Truck untuk menguji performa dan kesesuaian penggunaan truk dengan kondisi jalan serta kebutuhan operasional di Indonesia.Dengan armada listrik, produk FMCG tidak hanya sampai tepat waktu dan aman, tetapi juga membawa pesan keberlanjutan yang penting bagi konsumen masa kini, dan generasi masa depan.
Dari sisi klien terutama industri FMCG, hadirnya EV Truck memberikan nilai tambah signifikan, seperti distribusi lebih konsisten yang berpengaruh terhadap efisiensi biaya jangka panjang, serta jejak karbon yang lebih rendah pada rantai pasok. Supply chain yang bersih adalah investasi banyak pihak, bukan hanya logistik.
“Proses ini memastikan kendaraan listrik yang kami gunakan siap menghadapi tantangan distribusi nasional, dan sekaligus menjadi bukti bahwa green logistics bukan lagi konsep, tapi kenyataan yang sedang kami bangun,” kata James.
Dengan roadmap yang menargetkan 50% dari total armada JBL berbasis listrik pada 2030, JBL menegaskan posisinya bukan hanya sebagai penyedia jasa logistik, tetapi sebagai mitra yang tumbuh bersama perubahan zaman.
Selain armada, JBL juga mulai membangun ekosistem pendukung green logistics, termasuk pemetaan titik pengisian daya, bekerja sama dengan strategis. JBL sadar, menjadi pionir green logistics, bukan hanya mengoperasikan truk listrik, tetapi juga menyiapkan ekosistem yang mendukungnya.
Melalui pemanfaatan teknologi dan komitmen pada green logistics, JBL berfokus menghadirkan layanan yang efisien, inovatif, serta bertanggung jawab pada lingkungan.
“Kami bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk terkait pengisian daya. Tim kami telah melakukan survei titik-titik pengisian daya, dimulai di wilayah Sulawesi,” tutup James. Kemarin, JBL yang berkode LAJU di Bursa Efek Indonesia, harga sahamnya ditutup di posisi Rp83 per lembar, naik 20,29% dibanding awal perdagangan