Pemerintah Harus Jadi Konsolidator Integrasikan NLE dengan Startup Logistik

By TransGO 24 Agu 2021, 09:00:00 WIB Wawancara Eksklusif
Pemerintah Harus Jadi Konsolidator Integrasikan NLE dengan Startup Logistik

Indonesian Logistics Community (ILC) menilai pemerintah  hendaknya mampu menjadi konsolidator dengan mengkolaborasikan seluruh perusahaan startup logistik buatan anak bangsa. Khususnya untuk bersama ikut serta mensukseskan INPRES Nomor 5 Tahun 2020 atau NLE (National Logistics Ecosystem).

Bukan malah ikut-ikutan mendirikan perusahaan startup BUMN tandingan agar iklim usaha semakin bergairah. Pemerintah cukup mengumpulkan dan mensinergikan seluruh elemen perusahaan startup logistik.

Mulai dari startup angkutan barang, pergudangan, kepelabuhanan sampai ke sistem transaksi pembayaran atau sering disebut FINTECH (Finacial technology). Tapi sebenarnya, apa permasalahan yang ada di perusahaan startup logistik  pada umumnya dan pemerintah bisa turut terlibat mengatasinya?

Baca Lainnya :

Berikut petikan wawancara eksklusif bersama Teguh Siswanto, Chairman Indonesian Logistics Community (ILC).


Upaya penataan logistik terus diupayakan pemerintah salah satunya melalui INPRES Nomor 5 Tahun 2020. Apa komentar Anda?

Jika kita melihat ongkos logistik di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara tetangga sebut saja Thailand, Vietnam atau Singapura. Tentunya kita juga harus apple to apple karena Indonesia adalah negara Kepulauan dengan 17.000 pulau lebih tentunya bukan hal yang mudah untuk menurunkan ongkos logistik.

Butuh kerja keras banyak pihak dan dimotori oleh pemerintah sebagai regulator. Hadirnya INPRES Nomor 5 Tahun 2020 seharusnya mampu untuk mensimplifikasikan dan memangkas berbagai perizinan yang dianggap memperlambat kelancaran arus barang dari produsen ke konsumen dengan memanfaatkan teknologi informasi .

 

2.    Sepesifiknya, apa pentingnya INPRES Nomor 5 Tahun 2020 bagi startup logistik?

Hadirnya INPRES Nomor 5 Tahun 2020 adalah berita baik bagi startup logistik asli dalam negeri. Diharapkan pemerintah bisa memfasilitasi, berkolaborasi bersama sama menciptakan grand design system teknologi informasti yang terintegrasi secara end-to-end. Sehingga kita memiliki big data yang memudahkan seluruh berkepentingan untuk saling evaluasi,.

Menghilangkan repetisi dan duplikasi aturan demi terciptanya harmonisasi kebijakan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing masing.  Dalam rangka menekan ongkos logistik dan melakukan penataan Ekosistem Logistik Nasional, memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

 

Solusi yang diharapkan dari pemerintah terkait kebijakan angkutan barang yang langsung berpengaruh terhadap produktivitas bisnis startup logistik?

Para pelaku bisnis startup atau kita sebut pelaku UMKM ekonomi digital umumnya mengawali bisnisnya dengan modal pas-pasan. Hasil survei saya ke beberapa daerah (d iluar Jakarta) banyak sekali ide ide brilliant yang akhirnya kandas karena keterbatasan akses sumber pendanaan (investasi).

Serta kurangnya campaign akses permodalan dari pemerintah. Beberapa yang bertahan akhirnya justru mendapatkan pendanaan dari asing dan bukan dari pemerintah melalui perusahaan perusahaan BUMN-nya.

Solusinya, pemerintah perlu aktif melakukan campaign terkait pelatihan dan mentoring perusahaan perusahaan startup logistik tidak hanya di Jakarta.  Namun juga di berbagai daerah, agar terjadi desentralisasi teknologi sampai ke  daerah di seluruh pelosok Indonesia.


Konkritnya bentuk kolaborasi yang perlu dilakukan antara pemerintah, startup logistik atau pihak lain?

Pemerintah hendaknya mampu menjadi konsolidator dengan mengkolaborasikan seluruh stakeholder perusahaan startup logistik buatan anak bangsa untuk bersama sama ikut serta mensukseskan INPRES Nomor 5 Tahun 2020 atau NLE (National Logistics Ecosystem).

Tidak ikut ikutan mendirikan perusahaan startup BUMN tandingan agar iklim usaha semakin bergairah. Bisa kita bayangkan bila pemerintah bersinergi dan berkolaborasi dengan swasta lokal dalam membangun ekosistem logistik berbasis digitalisasi.

Di sana pemerintah hanya tinggal mengumpulkan dan mensinergikan seluruh elemen perusahaan stratup logistik mulai dari startup angkutan barang, pergudangan, kepelabuhanan sampai ke sistem transaksi pembayaran atau sering disebut FINTECH (Finacial technology), digabungan lagi dengan perbankan.

 

5.    Sebenarnya kemudahan atau insentif apa yang dibutuhkan startup logistik hari ini?

Kemudahan perizinan dan bantuan perpajakan. Perusahaan startup logistik adalah perusahaan teknologi informasi (TI) yang mengkonsentrasikan bisnis tekhnologinya di sektor Logistik. Bukan perusahaan logistik konvensional dengan kepemilikan armada. Lalu, dibutuhkan perbaikan Infrastruktur.

Meningkatkan akses broadband di seluruh wilayah di Indonesia. Seperti diketahui sinyal telepon seluler milik sopir truk dan signal GPS pada truk sangat bergantung kepada hal ini. Jika sinyal lambat atau bahkan banyak daerah yang masih sering ditemui *BLANK SPOT*  tentunya hal ini akan menghambat sistem informasi teknologi.

Kemudian,membantu mempercepat alih teknologi. Diharapkan implementasai sistem National Logistics Ecosystem (NLE) atau yang akrab kita sebut Ekosistem Logistik Nasional yang  dapat cepat terealisasi secara optimal.

Sehingga seluruh stakeholder terkait bisa dipaksa, terpaksa dan biasa menggunakan single platform yang saling terkoneksi dan nantinya tercipta sistem yang transparan dan berkesinambungan.

 

6.    Kondisi pandemi Covid-19 mengubah rencana bisnis, apa yang perlu diubah dengan kondisi market sekarang?

Memang perlu maping market. Startegi penjualan dalam waktu dekat adalah memetakan ulang target pasar dengan situasi pandemi sesuai dengan visi perusahaan. Contohnya, kita harus pandai membaca tren pasar, Fast Moving dan Slow Moving enam bulan kedepan, serta peta geografis pergerakan arus barang.

 

7.    Apakah segmen UMKM cukup menarik untuk dilirik?

Perusahaan startup logistik sudah seharusnya mulai memperhitungkan sektor UMKM sebagai salah satu potensi pasar yang luar biasa besar. Seperti diketahui bisnis logistik pada sektor UMKM masih tetap seksi, pelajaran krisis tahun 1998 UMKM adalah bumper ekonomi nasional.

 

8.    Kecepatan dalam eksekusi tuntutan pasar apa juga menjadi kunci untuk bisa bertahan?

Betul. Mengerti mengeksekusi tuntutan pasar, apa, dimana, kapan dan kenapa? Ingat pasar selalu menghendaki ketepatan, kecepatan dan transparansi data, semuanya ingin memiliki standart service yang baik.

Dan kita dituntut untuk merubah konsep economic of skill menjadi economic of speed. Di semua jenis kegiatan, baik itu di bidang industri, perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, maupun oil and gas.


Dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan startup logistik, mana yang patut jadi prioritas?

Karyawan adalah aset terpenting perusahaan startup. Seperti diketahui bahwa kondisi pandemi mengharuskan kita melek teknologi dan sudah seharusnya perusahaan startup logistik yang berbasis digital mewajibkan seluruh karyawannya melek teknologi. Bila diperlukan untuk restrukturisasi lakukan rotasi, mutasi, demosi atau merumahkan karyawan yang disesuaikan dengan kompetensi karyawan dan strategi penjualan saat itu.


Soal keuangan perusahaan bagaimana, tentu sangat berhati-hati bukan?

Lebih tepatnya pengelolaan likuiditas mencakup perkiraan arus kas jangka pendek dengan cara selalu meninjau dan memantau arus kas saat ini dan berkelanjutan. Siapkan daftar supplier utama dan pembayaran mendesak yang harus dilakukan demi menjaga keberlangsungan operasinal.

Cari tahu bagaimana kita dapat menekan pengeluaran, dan juga anda harus membuat standarisasi limitasi “Batas Atas” maksimal penjualan untuk tiap tiap account customer kita yang disesuaikan dengan analisa kemampuan bayar di tiap tiap customer.

Selanjutnya setelah bisa mengontrol analisis likuiditas yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah melalui kebijakan kebijakan yang sudah dibuat seperti keringanan pajak dan lain sebagainya.


Kemampuan adaptasi bisnis seperti  apa yang dibutuhkan?

Mampu beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi nasional efek dari pandemi Covid-19. Misalnya startup dengan model business to business (B2B) bisa ikut merambah business to costumer (B2C). Begitu pun sebaliknya. Bahkan, perusahaan startup juga bisa menyasar Kementerian dan Lembaga pemerintah atau menerapkan model business to government (B2G).


 Bagaimana dengan permodalan atau pendanaan, ada strategi khusus?

 Tetap terus memperluas jaringan investasi dalam rangka mempersiapkan semua kemungkinan yang ada.Termasuk bila tiba-tiba perusahaan anda mendapatkan proyek yang mampu mendongkrak tansaksi dan revenue dalam jumlah besar. Hal tersebut akan disayangkan apabila kesempatan hadir namun tidak didukung dengan kesiapan permodalan.


1  Kolaborasi dan sinergi apalagi yang bisa dilakukan di situasi seperti sekarang?

Dalam situasi ini banyak kesempatan bisnis yang bisa di jadikan peluang, dan semuanya dituntut untuk cepat. Menghadapi hal tersebut tidak bisa kita egois untuk mengambil semuanya dengan “One Man Show”. Karena semakin banyak peluang yang kita ambil semakin besar juga effort yang harus kita keluarkan.

Baik itu dari sisi finansial, team, kemampuan dan penguasaan bisnis. Ada baiknya kita berkolaborasi dengan partner yang pas dan saling melengkapi. Kolaborasi bisnis bukan hanya B2B (Business to Business), bisa juga B2G (Business to Government) atau G2B (Government to Business).

 

Bersambung.....


Teks: Redaksi

Foto: Dok. Pribadi

 

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Write a comment

Ada 1 Komentar untuk Berita Ini

  1. budi wijanarko 25 Agu 2021, 06:25:33 WIB

    Semoga pemikiran dan ide yg solutif ini bisa di dengar oleh pemangku kebijakan ya pak bos..tetap lakukan yg terbaik..

View all comments

Write a comment