- Hutama Karya Mulai Proyek Paket 5 Pelabuhan Patimban, Kerjakan Konstruksi Terminal Kendaraan
- Jadi Mitra Logistik Indonesia International Motor Show 2023, J&T Cargo Siapkan SLA On-Time
- MG Bakal Ramaikan Indonesia International Motor Show 2023, Siapkan Mobil Listrik Andalan
- Demi Percepatan Arus Logistik, Bea Cukai Tambah Pusat Logistik Berikat di Jawa Timur
- Piaggio Indonesia Resmikan Diler Baru di Mojokerto, Jadi Diler ke-10 di Jawa Timur
- Angkasa Pura I dan Jeju Air Jalin Kerja Sama, Sepakat Kembangkan Konektivitas Pariwisata dan Kargo
- Pelindo: Pelabuhan Kuala Tanjung Kini Terhubung Tol Trans Sumatra dan Jalur Kereta Api
- FAW Trucks Hadirkan Diler Cabang di Semarang, Langsung Terjual 600 Unit oleh Siba Surya
- Alun Indah dan DUNEX Serah Terima Unit Truk Mercedes-Benz AXOR 2523 R/57 EURO 4
- Kemenperin: Ekspor Mobil RI Tembus 473 Ribu Unit Sepanjang 2022, Naik 60,7 Persen
Minimalisir Penyimpanan, Alasan Indomaret dan Alfamart Pakai Sistem Cross Docking

Perusahaan manufaktur dan retail sepanjang waktu selalu
dituntut untuk bisa menekan biaya logistiknya, terutama dari sisi penyimpanan
barang. Beragam metode untuk bisa memenuhi target tersebut, salah satunya lewat
cross docking. Sebuah strategi logistik di mana produk dan material diturunkan
dari satu sumber masuk ke gudang atau area transit lainnya.
Kemudian segera dipindahkan ke transportasi keluar dengan waktu penyimpanan
sesedikit mungkin. Hal ini diperlukan karena semakin lama
produk disimpan di gudang atau lokasi penyimpanan lain, semakin sedikit nilai
keseluruhan barang masih layak. Bagi banyak produsen jika memang tidak
sangat penting maka berlaku prinsip hindari
penyimpanan produk.
Baca Lainnya :
- Penyitaan Truk karena Terlambat Ujir KIR Tak Punya Dasar Hukum0
- Perusahaan Logistik Wajib Pilah – Pilih Vendor Sistem ERP0
- Pengemudi Truk Wajib Melek Aturan dan Berhak Tolak Muatan ODOL0
- Urgensi RFID dan AI di Pergudangan, Sayangnya Masih Impor0
- Wide-Body Dump Truck Jadi Idola Baru Pengusaha Tambang Indonesia0
Karena setiap kali produk disimpan
adalah waktu yang tidak menciptakan nilai bagi perusahaan atau pelanggan.
Selain itu, waktu penyimpanan menimbulkan risiko tambahan, Setidaknya terdapat tiga alasan utama perusahaan perlu
menghindari penyimpanan barang.
Pertama, penurunan nilai, produk yang disimpan dalam
penyimpanan berpotensi turun nilainya karena perubahan permintaan, masalah
penuaan, dan lain-lain. Kedua, perubahan permintaan, permintaan untuk sebagian
besar produk berubah seiring waktu dan dalam
banyak kasus turun.
Produk dalam penyimpanan berisiko menjadi tidak diinginkan
dan karenanya bernilai lebih rendah.Ketiga,
kerusakan atau pencurian, memiliki produk yang diletakkan di rak di gudang
membuat barang terkena risiko
kerusakan, pencurian, atau masalah lainnya.
Diketahui, cross docking paling
sering digunakan sebagai bagian dari pergudangan dan upaya distribusi
perusahaan.
Banyak perusahaan memiliki produk yang dibawa ke gudang
tempat mereka disortir, dikonsolidasikan, dan kemudian dimasukkan ke truk lain
atau kendaraan pengangkut untuk dikirim ke outlet ritel. Lokasi tersebut
berfungsi sebagai gudang atau pusat distribusi.pusat distribusi dapat menerima
pengiriman produk dalam jumlah besar, yang kemudian dipecah menjadi beberapa
kelompok untuk dikirim ke setiap toko yang mereka operasikan.
Pengecer besar seperti Transmart, Hypermart atau Giant
Supermarket misalnya adalah beberapa contoh dari jenis perusahaan yang
menerapkan strategi ini, termasuk juga jaringan minimarket Indomaret dan
Alfamart dapat dipastikan menggunakan strategi cross docking untuk beberapa SKU (Stock Keeping Unit) yang mereka kelola.
Cross docking membantu menyederhanakan pergudangan dan pendistribusian
produk untuk banyak perusahaan. Sebelumnya, sebuah perusahaan seringkali harus
memiliki banyak pemasok yang membawa setiap produk ke toko ritel mereka.
Perbedaan Tanpa Cross Docking
Dalam gambar tanpa cross
docking dapat dibayangkan situasi di sebuah toko retail jika semua pemasok
mengirimkan langsung ke toko , berbeda dengan pola gambaran dengan pola cross docking dimana para pemasok
mengirim produknya ke pusat distribusi yang dimiliki peritel. Kemudian
dikonsolidasikan di sana dan dikirim ke masing masing toko ritel bersamaan
dengan produk dari pemasok lainnya.
Hal yang dilakukan oleh peritel di pusat distribusinya
adalah, dari sana, pengecer menerima produk, menyortirnya, dan kemudian
mengirimkannya ke tempat tujuan. Ini memberi pengecer lebih banyak kendali atas
toko mana yang akan mendapatkan produk mana,
Alokasi atas produk yang perlu diterima oleh toko ritel
sepenuhnya ada dalam kendali pusat distribusi, termasuk juga untuk pengadaan
produk itu sendiri serta kebutuhan transportasinya. Prinsip atau jenis cross
docking dalam gambaran diatas ini disebut sebagai retail cross docking.
Terdapat beberapa jenis cross docking lainnya yang bisa digunakan tergantung produk dan juga tergantung dari proses yang menjadi latar belakang penggunaan pola cross docking ini .
Praktik dan Manfaat Cross Docking
Terdapat sejumlah skenario cross-docking yang tersedia untuk manajemen gudang. Perusahaan bisa
menggunakan jenis cross-docking
tertentu untuk jenis produk yang mereka kirim. Pertama, Manufacturing CrossDocking, prosedur ini melibatkan penerimaan
produk yang dibeli dan masuk yang
diperlukan oleh pabrik. Gudang dapat menerima produk dan menyiapkan sub-rakitan
untuk pesanan produksi.
Kedua, Distributor Cross-Docking, proses ini menggabungkan produk yang masuk dari vendor yang berbeda ke dalam palet produk campuran, yang dikirimkan ke pelanggan saat barang akhir diterima. Misalnya, distributor komponen komputer dapat mengambil komponen mereka dari berbagai vendor dan menggabungkannya menjadi satu pengiriman untuk pelanggan
Ketiga, Transportasi
Cross-Docking, operasi ini menggabungkan pengiriman dari sejumlah operator
yang berbeda dalam industri untuk dikonsolidasikan atau biasa kita sebut dengan
less-than-truckload (LTL) dan
kecil-paket untuk mendapatkan skala ekonomis.
Meskipun cross docking bukan strategi logistik yang tepat untuk setiap perusahaan, Namun cara ini diklaim dapat memberikan banyak manfaat besar bila digunakan dengan benar. Beberapa keuntungan utama meliputi, 1) Kontrol, perusahaan dapat mengarahkan tingkat produk pada tingkat yang jauh lebih rinci.
Ini memastikan setiap gerai ritel mendapatkan yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan, tidak lebih dan tidak kurang. 2)Just in Time , cross docking sering digunakan untuk produksi just-in-time di mana persediaan dikirim ke tempat yang diperlukan karena diperlukan untuk memastikan tidak ada penyimpanan suku cadang atau produk yang berlebihan.
3) Biaya pergudangan yang lebih rendah,
dengan jenis strategi distribusi ini, kebutuhan akan produk pergudangan jauh lebih sedikit, karena tidak banyak
diperlukan persediaan di gudang maka bisa untuk menghemat uang perusahaan. 4) Terorganisir, ketika
diterapkan dengan benar, strategi ini dapat membantu menjaga jalur pasokan perusahaan lebih teratur.
5)Mengurangi biaya tenaga kerja, dengan
lebih sedikit penyimpanan dan pergudangan, lebih sedikit orang yang menangani produk, yang dapat membantu
menurunkan biaya tenaga kerja.
Terkait produk yang cocok untuk cross docking,
beberapa produk atau pun material yang lebih cocok untuk cross-docking
daripada yang lain.
Misalnya, barang yang mudah rusak yang membutuhkan
pengiriman segera, barang
berkualitas tinggi yang tidak memerlukan pemeriksaan kualitas selama penerimaan barang, produk dengan pra-tag (barcode,
RFID), dan siap untuk dijual, item
promosi dan item yang sedang diluncurkan
dan produk ritel pokok dengan varian
permintaan konstan atau permintaan rendah,
Penulis: Mochammad Taufik Natsir ****
Foto: Dok. Pribadi/Istimewa
****
Berpengalaman di dunia logistik lebih
dari 25 tahun. Hampir semua divisi operasional khususnya di level manajerial
pernah dijabat di banyak perusahaan logistik, baik perusahaan nasional maupun
multinasional. Kini menjabat sebagai Managing Director Logisticsplus
International.
Lindkedin: https://www.linkedin.com/in/mochammad-taufik-natsir-67311727/?originalSubdomain=id