Cecep Wahyudin, Wakil Ketua Umum Bidang Peternakan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menanggapi peristiwa keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada Kamis (16/1). Adapun keracunan terjadi pada 40 siswa yang memakan ayam marinasi dalam menu makan bergizi gratis.
Mereka mengalami mual-mual, muntah dan pusing setelah mengonsumsi menu tersebut. Beruntungnya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bekerja cepat dengan langsung menarik menu. Sementara siswa yang menjadi korban telah ditangani Puskesma Sukoharjo Kota, hasil observasinya tidak perlu sampai dirujuk ke rumah sakit.
“Terkait peristiwa ini, harus menjadi perhatian khusus untuk memastikan kelayakan bahan baku terutama dari hewani. Karena resiko sangat tinggi, makanya dibutuhkan adanya sistem logistik yang terintegrasi dan tersambung rantai pasoknya. Sehingga terjaga mutu gizinya, terutama keamanan pangannya. Jadi hal harus ditekankan oleh pemerintah, dalam hal ini Badan Gizi Nasional,” terang Cecep.
Ia menambahkan, dengan adanya kasus ini pemerintah harus bertindak cepat untuk perbaikan. Mengingat ke depan akan lebih banyak dapur-dapur yang dibangun untuk pemenuhan program Makan Bergizi Gratis. Jika tidak ada perbaikan risiko keracunan akan semakin besar.
Oleh karena itu, Kadin akan turut berperan dalam mensukseskan program MBG. Salah satunya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) telah menerima audiensi jajaran pengurus Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI) kemarin di Menara Kadin Jakarta pada 2 Januari 2025 lalu. Pertemuan ini sebagai upaya mensukseskan program makan bergizi gratis dan swasemba pangan Presiden Prabowo Subianto lewat strategi pengembangan ekosistem cold chain logistics.
Diketahui, PPLI merupakan wadah perkumpulan pelaku logistik yang juga memiliki perhatian dan pengalaman terhadap industri cold chain. Beberapa anggota mereka yang bergerak di industri cold chain antara lain, Ekspedingin (Winson Group), Sinar Primera (Sinar Mas Group), Gudings dan Cooljek.
“Kita ketahui food loss di dalam negeri cukup tinggi, mengingat belum memadainya infrastruktur logistiknya seperti cold storage. Hal ini akan menjadi pekerjaan rumah kita bersama, antara Kadin dan pemerintah. Bagaimana bisa menyeselesaikannya bersama”ucap Cecep Wahyudin, Wakil Ketua Umum Bidang Peternakan Kadin.
Ia menambahkan, perbaikan juga harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari first mile, milddle mile hingga last mile logistics. Semua permasalahan di tiap tahap rantai distribusi tersebut harus terselesaikan agar efisiensi logistik bisa tercapai. Terutama bisa memastikan bahwa standar rantai dinginnya tetap terjaga sampai di pengiriman terakhir.
“Hasil petemuan hari ini dengan PPLI diharapkan berlanjut pada kerjasama berkelanjutan dengan Kadin. Di mana menjadikan tantangan ini sebagai peluang bisnis di masa depan, apalagi kita tahun biaya logistik kita masih tinggi di angka 14% dari GDP (Groos Domestic Product” imbuhnya.
Oleh karena itu, Kadin akan mencanangkan program strategis untuk penguatan ekosistem cold chain logistics ke seluruh Indonesia sampai tingkat daerah terpencil. Sehingga program kedaulatan dan ketahanan pangan yang diharapkan pemerintah ke depan bisa terwujud lewat dukungan Kadin.